Pontianak, 22 April 2020.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Untuk kamu, yang sedang membaca..
Berbahagialah meskipun reranting patah trus terinjak dan hancur. Maaf jika
jemari ini tak sadar diri tuk terus menanyakan kabarmu. Sebelumnya, aku sangat
berterima kasih kepada Allah SWT. telah menggerakkan hati salah satu umat-Nya
untuk membaca ini. Aku ingin bercerita tentang dirimu. Maaf seribu maaf jika
aku melampui batas. Bukan maksud tuk mengusik dirimu. Aku sangat mengerti dan
memahami maksudmu. Tapi aku juga belum bisa
menahan rasa ini. Rasa yang terus menghampiri ku tiap malam hingga
merintikkan air mata. Semoga dengan ini, aku bisa benar-benar melepaskan. Aku
ikhlas.
Aku wanita yang sudah berusia 21
tahun, beranjak dewasa dan mengerti makna kehidupan. Alhamdulillah masih diberi
umur untuk saat ini. Dan aku ingin bercerita tentang sosok mu. Pria yang ku
kenal sejak diriku berusia 12 tahun. Ya kiranya sudah 9 tahun lamanya. Aku yang
pertama kali melihat dirimu saat kita berada di Bumi Perkemahan. Saat
benar-benar aku penasaran dengan sosok lelaki. Dirimu yang berpakaian seragam
pramuka lengkap itu mampu membuat ku terus menunggu untuk sekadar melihat
wajahmu. Aku masih ingat sekali, kita bertemu di musholah dalam hutan itu.
Sungguh aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Bahkan kita bertemu tiap
tahunnya. Terlepas dari itu, kita seringkali untuk bertemu. Waktu aku yang
lomba ceramah dan dirimu ada. Waktu itu yang aku latihan di samping sekolahmu.
Kadang aku berpikir, kita seringkali untuk bertemu tanpa kita sadari. Aku hanya
wanita kecil pada saat itu sangat kegirangan bisa melihat dirimu. Aku tak tau
apakah kau juga begitu. Dan pada akhirnya kita semakin dekat dan dekat.
Kau pria yang baik,kau juga pria
yang tulus. Bahkan aku sangat tergila-gila. Sungguh ini alay sekali rasanya
haha. Tapi aku memang ingin sedikit becerita tentang mu. Maafkan aku jika ini
sangat mengganggu. Ingat di bulan Januari 2014? Kita udah kenal 2 tahun dan
pada tahun itu kita semakin dekat. Bersepedaan bareng itu rasanya hal yang ga
akan diperoleh lagi. 18 Januari 2014, dirimu memberikan diriku kado ulang
tahun. Saat aku berusia 15 tahun, aku benar benar bahagia. Terima kasih ya ini
kadonya.
Lucu bukan? Hehe.
Kamu juga memberikan diriku
sepucuk kertas ini haha.
Ada foto juga hehe.
Terima kasih atas segalanya, dan
aku tak melupakannya.
Semenjak saat itu, rasa ini
semakin egois sehingga merusak semua dalam pikiran. Aku yang jahat ini bersikap
keras dengan mu. Aku juga ga paham dengan situasi diriku pada saat itu. Aku
juga tidak mengerti kenapa aku membencimu. Sebenarnya ini adalah alasan kenapa
aku ingin sekali dirimu membaca tulisan ini. Aku ingin meminta maaf
sebesar-besarnya. Aku yang bodoh ini berperilaku jahat pada mu. Hingga tak
memperdulikan dirimu. Maafkan aku atas penyesalan ini.
Dan di tahun 2014 itu juga
tiba-tiba kita tidak berkomunikasi lagi. Saat itu kita sudah kelas 9. Aku
mendapatkan kabar bahwa dirimu lanjut ke Pondok Pesantren. Dan pada saat itu
juga aku merasakan kehilangan. Aku menghubungi dirimu.
Ini chat di facebook ya
yang pertama kali. Lihat, aku kirim pesan sejak oktober tahun 2014 dan dijawab
Januari tahun 2015 hehe. Walaupun lama sekali, tapi ini beneran rindu. Aku
hanya bisa mengirimkan pesan dirimu di facebook, hingga pada tahun 2016 dirimu
sangat sulit sekali dihubungi sehingga membuat diriku lupa. Aku yang sibuk
dengan masa-masa SMA ku. Dan dirimu juga fokus di pondok pesantren. Ya, aku
memahami. Tapi percayalah perasaan ini tak pernah hilang walaupun kadang
berubah. Bahkan aku selalu bertindak jahat padamu, maafkan aku.
Dan pada tahun 2017, aku gatau
dirimu berubah, Tidak ada balasan dari pesan yang ku kirim. Sungguh membuat
diriku lupa dengan sosok pria ini. Bahkan aku tidak menghubungi mu ditahun
2018. Aku mencoba memberanikan diri untuk mengirim pesan padamu ditahun 2019,
alhamdulillah Ya Allah dibalas. Akhirnya rindu ini bisa terlepas. Dan aku
memiliki nomor whatssapp mu. Aku sadar diri, aku tidak boleh terlalu
menghubungi mu. Aku paham dengan batasan-batasan ini.
Hingga pada 14 Januari
2020. Hari sebelum diriku ulang tahun, aku mendapatkan instagram mu. Aku dm
kamu meminta izin untuk follback.
Kenapa aku menghubungi dirimu? Karena aku
ingin tau apakah kamu masih ingat bahwa esoknya adalah hari ulang tahun ku. Dan
ternyata memang waktu sudah berubah bahkan manusia juga bisa berubah. Sudah 6
tahun lamanya, tak mungkin dirimu mengingat kenangannya lagi. Yasudahlah pikir
ku pun kita sudah punya jalannya masing-masing. Tapi, semenjak saat itu, aku
tak henti-hentinya untuk kembali memikirkan mu. Walaupun aku sadar, aku tau,
bahkan dirimu sudah memberitahuku untuk tidak bertindak diluar batas. Aku
sadar, aku meminta maaf. Kamu boleh
bertindak apapun, aku menghargai itu. Diriku yang salah, tapi tolong dengarkan
ini untuk terakhir kalinya.
“Aku wanita yang menyukaimu sejak
dulu, pernah bahagia olehmu, dan pernah jahat untukmu. Aku yang tak perduli
tentang mu, justru malah mencarimu walaupun hasilnya semu. Aku yang selalu
berharap akan ada lagi sebuah pertemuan, namun memang ini kenyataannya kita tak
akan bertemu lagi. Aku yang masih mencari mu sungguh sangat merasakan
kehilangan. Aku yang selalu memikirkan mu di malam bersama angan, sangat egois dengan
perasaan bayangan. Aku sadar, aku tak boleh terlalu mengganggu mu. Aku bukan wanita
kecil lagi. Aku sudah siap untuk kehidupan selanjutnya. Dan aku memberanikan
diri untuk membuat tulisan ini. Aku tau, dirimu sangat membenciku. Maafkan aku. Aku ingin meminta maaf, semua kenangan itu
hilang. Saat ini dan untuk saat ini, tolong pahami maksud ini. Rasa ini masih
ada, tapi aku bukan memaksa. Aku hanya ingin melepaskan semua yang ada dalam diriku ini selama 9 tahun. Kamu adalah pria baik yang Allah SWT pernah
kenalkan padaku. Teruslah berjuang untuk mendapat surga-Nya Allah SWT. Aku
yakin, kelak yang menjadi pasangan mu adalah sosok wanita yang luar biasa. Aku
hanya ingin berpesan tolong jaga kamu, karena aku sangat menyayanginya. Jodoh
yang baik untuk orang yang baik. Dan aku sangat paham itu. Aku memang bukan
wanita yang layak untuk jadi pendamping mu. Aku hanya orang beruntung yang
pernah mendapatkan kasih sayang mu. Kini aku sudah dewasa. Aku paham dengan
makna kehidupan. Jodoh bahkan kematian. Setidaknya, terima kasih sudah membaca
ini. Aku bisa lega untuk melepaskan pikiran ini. Aku bisa berhenti untuk terus
merasa bersalah. Tolong maafkan ku. Aku lelah menangis hehe. Bukan aku memaksa
dirimu kembali karena itu takkan mungkin. Aku hanya ingin meminta maaf atas
sikap ku dulu. Dan aku berjanji untuk tidak akan mengganggu mu lagi. Kadang aku selalu kebingungan untuk memberitahukan mu tentang hati ini. Aku sangat malu dengan rasa ini. Tapi baiklah, dengan tulisan ini aku meminta maaf, tolong dimaafkan agar kita bisa fokus dengan dunia kita. Untuk kamu, Fokuslah
dengan hafalan mu. Kejarlah surga-Nya sungguh Allah SWT sangat mencintai
hamba-Nya”.
-aku-