Kamis, 30 April 2020

ESSAY SEORANG AKTIVIS KAMPUS

“TONGGAK KEHIDUPAN KAMPUS”
(Sulistia Dwi Lestari)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tonggak berarti balok (kayu, batu, dan sebagainya) yang dipasang tegak. Tonggak berarti tiang (rumah, jembatan, dan sebagainya ). Tonggak sangat penting dalam proses pembangunan. Apabila tidak ada tonggak tersebut, bangunan yang kokoh juga akan runtuh. Begitu pula dengan yang namanya TONGGAK KEHIDUPAN KAMPUS.

Tonggak kehidupan kampus merupakan manifestasi antara mahasiswa beserta segala aktivitas yang terjadi di ruang lingkup kampus. Tonggak kehidupan kampus tidak akan terjadi jika tidak ada yang namanya pelaku. Pelaku yang dimaksud ialah mahasiswa.

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademik, dan yang paling umum adalah universitas. Mahasiswa sangat berperan penting dalam civitas akademika kampus. Seluruh pergerakan yang terjadi dalam ruang lingkup kampus merupakan  betuk perwujudan bukti adanya seorang mahasiswa.
Mahasiswa merupakan suatu komunitas yang mempunyai posisi strategis diantara dua golongan yaitu, masyarakat dan pemerintah. Dengan mahasiswa yang berada di posisi strategis, mahasiswa dapat terjun atau turun ke masyarakat dan bisa juga dekat dengan pemerintah. Mahasiswa dituntut untuk memberikan kontribusinya terhadap bangsa dan negaranya. Oleh karena itu, sangatlah perlu mahasiswa sekarang mengerti perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut.

Mahasiswa itu sebagai agen perubahan. Artinya, apabila ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah atau tidak sesuai atau bahkan menyimpang, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan. Mahasiswa sebagai Sosial Control (Generasi Pengontrol). Mahasiswa sebagai Sosial Control dituntut untuk tidak memikirkan kepentingannya sendiri, namun juga peka terhadap peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dengan kesadaran sosial, kematangan berpikir, dan sikap intelektual, mahasiswa diharapkan mampu mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Mahasiswa sebagai Iron Stock (Generasi Penerus). Mahasiswa sebagai cadangan pemimpin. Sebagai calon di masa depan, mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya di pemerintah kelak. Mahasiswa sebagai Moral Force (Gerakan Moral). Mahasiswa menjadi penjaga stabilitas lingkungan dalam masyarakat, diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang ada.

Ketika kita berbicara mengenai mahasiswa dan kampus, maka akan kita temukan sebuah kalimat “Politik Kampus”. Seringkali politik kampus kerap disalahpahami sebagai wujud politisasi kampus (politik praktis), padahal dalam realitasnya politik kampus adalah lawan sekaligus oposisi dari politik praktis. Tak jarang kesalahpahaman inilah berdampak kultural bagi sebagian besar mahasiswa dalam memandang politik kampus. Dinilai sebagai gerakan pragmatis yang bergerak hanya untuk mendapatkan posisi-posisi strategis tertentu dilingkungan kampus. Di satu pihak, kelompok gerakan disebut pragmatis; di lain pihak, kelompok “pencela” disebut apatis-apolitis. Pada akhirnya tidak ada titik temu sinergi antar keduanya.
Adanya politik kampus memiliki dampak yang sangat mempengaruhi adanya pergerakan di kehidupan kampus. Ibarat tonggak sebuah bangunan, politik kampus ialah sebuah atap yang menjadi tempat semua bangunan berada diruang lingkupnya.

Mahasiswa sebagai creative minority memiliki segudang ide dan gagasan segar dalam menyikapi persoalan yang dihadapi masyarakat kita saat ini. Sehingga perlu adanya saluran untuk mengaktualisasikan diri. Dengan demikian kehidupan kampus akan semakin dinamis dan progresif lewat kerja-kerja intelektual dan moral oleh gerakan mahasiswa.

Melalui politik kampus kita belajar bagaimana memimpin masyarakat, tidak semata dilingkungan kampus. Keberadaan politik kampus bermanfaat secara luas dalam kehidupan masyarakat, misalnya dengan turut mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah dan advokasi masyarakat – dilakukan dengan – aksi-aksi sosial, aksi dialogis, demonstrasi, aksi menulis, serta agenda-agenda lainnya.

Selain itu, politik kampus menjadi saluran internalisasi nilai-nilai (kejujuran, tanggungjawab, kepedulian, dan amanah). Sebagai gerakan moral, Gerakan mahasiswa berperan serta dalam membangun keshalihan sosial.
Oleh karena itu, tonggak kehidupan kampus meliputi mahasiswa serta politik kampus. Keduanya bersinergi bersama untuk membangun kebijakan yang berguna bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar