“TONGGAK KEHIDUPAN KAMPUS”
(Sulistia Dwi Lestari)
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tonggak
berarti balok (kayu, batu, dan sebagainya) yang dipasang tegak. Tonggak
berarti tiang (rumah, jembatan, dan sebagainya ). Tonggak sangat penting dalam
proses pembangunan. Apabila tidak ada tonggak tersebut, bangunan yang kokoh
juga akan runtuh. Begitu pula dengan yang namanya TONGGAK KEHIDUPAN KAMPUS.
Tonggak
kehidupan kampus merupakan manifestasi antara mahasiswa beserta segala
aktivitas yang terjadi di ruang lingkup kampus. Tonggak kehidupan kampus tidak
akan terjadi jika tidak ada yang namanya pelaku. Pelaku yang dimaksud ialah
mahasiswa.
Mahasiswa adalah sebutan bagi
orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi
di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas
sekolah tinggi, akademik, dan yang paling umum adalah universitas. Mahasiswa sangat
berperan penting dalam civitas akademika kampus. Seluruh pergerakan yang
terjadi dalam ruang lingkup kampus merupakan betuk perwujudan bukti adanya seorang
mahasiswa.
Mahasiswa merupakan suatu komunitas
yang mempunyai posisi strategis diantara dua golongan yaitu, masyarakat dan
pemerintah. Dengan mahasiswa yang berada di posisi strategis, mahasiswa dapat
terjun atau turun ke masyarakat dan bisa juga dekat dengan pemerintah.
Mahasiswa dituntut untuk memberikan kontribusinya terhadap bangsa dan
negaranya. Oleh karena itu, sangatlah perlu mahasiswa sekarang mengerti perihal
peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan
kontribusi mahasiswa tersebut.
Mahasiswa itu sebagai agen
perubahan. Artinya, apabila ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan
itu salah atau tidak sesuai atau bahkan menyimpang, mahasiswa dituntut untuk
merubahnya sesuai dengan harapan. Mahasiswa sebagai Sosial Control
(Generasi Pengontrol). Mahasiswa sebagai Sosial Control dituntut untuk
tidak memikirkan kepentingannya sendiri, namun juga peka terhadap peristiwa
yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dengan kesadaran sosial, kematangan
berpikir, dan sikap intelektual, mahasiswa diharapkan mampu mengendalikan
keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Mahasiswa sebagai Iron Stock
(Generasi Penerus). Mahasiswa sebagai cadangan pemimpin. Sebagai calon di masa
depan, mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan
dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya
di pemerintah kelak. Mahasiswa sebagai Moral Force (Gerakan Moral). Mahasiswa
menjadi penjaga stabilitas lingkungan dalam masyarakat, diwajibkan untuk
menjaga moral-moral yang ada.
Ketika kita berbicara mengenai
mahasiswa dan kampus, maka akan kita temukan sebuah kalimat “Politik Kampus”.
Seringkali politik kampus kerap disalahpahami sebagai wujud politisasi kampus
(politik praktis), padahal dalam realitasnya politik kampus adalah lawan
sekaligus oposisi dari politik praktis. Tak jarang kesalahpahaman inilah
berdampak kultural bagi sebagian besar mahasiswa dalam memandang politik
kampus. Dinilai sebagai gerakan pragmatis yang bergerak hanya untuk mendapatkan
posisi-posisi strategis tertentu dilingkungan kampus. Di satu pihak, kelompok
gerakan disebut pragmatis; di lain pihak, kelompok “pencela” disebut
apatis-apolitis. Pada akhirnya tidak ada titik temu sinergi antar keduanya.
Adanya politik kampus memiliki
dampak yang sangat mempengaruhi adanya pergerakan di kehidupan kampus. Ibarat
tonggak sebuah bangunan, politik kampus ialah sebuah atap yang menjadi tempat
semua bangunan berada diruang lingkupnya.
Mahasiswa
sebagai creative minority memiliki segudang ide dan gagasan segar dalam
menyikapi persoalan yang dihadapi masyarakat kita saat ini. Sehingga perlu
adanya saluran untuk mengaktualisasikan diri. Dengan demikian kehidupan kampus
akan semakin dinamis dan progresif lewat kerja-kerja intelektual dan moral oleh
gerakan mahasiswa.
Melalui
politik kampus kita belajar bagaimana memimpin masyarakat, tidak semata
dilingkungan kampus. Keberadaan politik kampus bermanfaat secara luas dalam
kehidupan masyarakat, misalnya dengan turut mengawal kebijakan-kebijakan
pemerintah dan advokasi masyarakat – dilakukan dengan – aksi-aksi sosial, aksi
dialogis, demonstrasi, aksi menulis, serta agenda-agenda lainnya.
Selain
itu, politik kampus menjadi saluran internalisasi nilai-nilai (kejujuran,
tanggungjawab, kepedulian, dan amanah). Sebagai gerakan moral, Gerakan
mahasiswa berperan serta dalam membangun keshalihan sosial.
Oleh
karena itu, tonggak kehidupan kampus meliputi mahasiswa serta politik kampus. Keduanya
bersinergi bersama untuk membangun kebijakan yang berguna bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar